Sabtu, 11 April 2009

PROFESI SINSHE

https://sinshejoe.blogspot.co.id
(Sinshe dan Dunia Pengobatan Tradisional)
Sin She JOE WU WEI : 0857 74912275
" Ikatan Naturopatis Indonesia"\

Pengobatan Tradisional (BATTRA) - Kota Bogor
Kedudukan dokter dan sinshe kini boleh dibilang sudah sejajar. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Namun keduanya memiliki tujuan yang sama, yakni mengobati bahkan menyembuhkan pasien.
Perbedaannya, dokter memiliki pendidikan formal di bangku kuliah, tidaklah demikian dengan sinshe. Kebanyakan profesi sinshe bersifat turun-temurun.
Dokter mengandalkan kemampuannya pada ilmu pengobatan modern. Sebaliknya sinshe pada tenaga dalam dan ilmu meramu/meracik obat secara tradisional.
Umumnya profesi sinshe hanya disandang oleh orang-orang keturunan Cina yang sudah tergolong tua. Memang dapat dimaklumi karena orang-orang tua pandai berbahasa Mandarin. Ini karena buku-buku resep obat-obatan masih ditulis dalam bahasa Mandarin. Meskipun begitu pasien-pasiennya terdiri atas segala etnis dan kalangan. Tidak lagi terbatas pada etnis.

Tenaga Dalam
Sinshe sendiri terbagi menjadi dua kelompok, yakni sinshe penyakit luar dan sinshe penyakit dalam. Sinshe penyakit luar biasanya menangani luka patah tulang, salah urat, keseleo, dan luka dalam. Sementara sinshe penyakit dalam mengobati berbagai penyakit, baik yang masih baru maupun yang sudah kronis.
Untuk mengobati pasien penderita penyakit luar, biasanya terlebih dulu sinshe mencari urat-urat yang berhubungan dengan keluhan pasien.
Setelah itu dengan tenaga dalamnya sinshe akan mengurut bagian yang sakit. Dengan sedikit sentuhan sinshe akan mampu menyambungkan tulang yang terlepas dari tempurungnya atau tulang yang retak.
Meskipun dengan sedikit sentuhan, sering kali penderita menjerit-jerit kesakitan. Hal ini pernah penulis alami sekitar dua puluh tahun yang lalu.
Waktu itu bila berjalan, tempurung lutut kaki kiri terasa sakit sekali. Akhirnya oleh seorang sinshe tua berusia 70-an kaki yang sakit itu diurut pada beberapa bagian. Selanjutnya tempurung lutut ditempel semacam koyo buatan sinshe itu.
Sungguh mujarab, setelah malamnya terasa nyut-nyutan, paginya tempurung lutut yang sakit semakin membaik. Bila ke dokter, mungkin penyakit ini lama sembuhnya. Karena waktu itu vonis dokter adalah tempurung lutut harus dioperasi. Sampai sekarang tak ada keluhan atau masalah lagi dengan kaki kiri.
Seorang sinshe bahkan mampu menyembuhkan korban tabrakan motor. Pernah seorang pasien setelah jatuh dari motor dibawa ke rumah sakit. Di sana kakinya yang patah segera digips. Namun sampai hari ketiga kakinya masih terasa nyeri. Akhirnya dia beralih ke sinshe.
Setelah membuka gips yang sudah dipasang pihak rumah sakit, sinshe tersebut segera mencari urat-urat yang kaku. Proses selanjutnya adalah memasang koyo pada urat besar. Ternyata dua hari kemudian si korban sudah mulai bisa berjalan.
Pengobatan luka dalam, misalnya akibat terpukul pada dada, juga dilakukan dengan tenaga dalam. Sinshe, dengan sendirinya, akan mengetahui bagian mana yang sakit. Selain pengurutan, biasanya sinshe akan memberikan arak gosok sebagai obat luar dan jamu-jamuan atau obat godokan yang pahit rasanya untuk diminum.

Penyakit Dalam
Mendeteksi penyakit dalam juga dilakukan dengan tenaga dalam. Mula-mula sinshe akan memegang urat nadi pergelangan tangan seseorang atau istilahnya di-bong me. Dari sinilah bisa diketahui penyakit apa yang diidap orang itu berdasarkan cepat lambatnya denyut nadi si pasien.
Selanjutnya, seperti halnya dokter, sinshe akan melihat lidah, mata, atau bagian lain dari tubuh pasien. Sinshe juga akan menanyai pula keluhan-keluhan si penderita.
Bila sudah dianggap cukup, sinshe akan meracik dan meramu obat. Umumnya yang diberikan adalah obat godok yang rasanya pahit.
Berbeda dengan dokter, kebanyakan sinshe tidak komersial. Artinya sinshe yang berdedikasi tidak menentukan tarif tertentu sebagai biaya pengobatan.
Biasanya tarif sinshe bersifat sukarela. Malah tidak mustahil justru si sinshe yang akan memberikan uang kepada pasien yang tidak mampu. Kini di Jakarta, terutama di kawasan Pancoran, banyak terdapat toko obat Tionghoa sebagai tempat praktek para sinshe.
Di sini sinshe tak ubahnya dokter. Setelah memeriksa si sakit, sinshe akan menulis resep. Selanjutnya pasien membeli obat di toko obat itu.
Ini yang komersial. Yang tidak komersial biasanya berpraktek di permukiman penduduk dengan bayaran ala kadarnya.
Banyak orang memang lebih senang ke sinshe daripada ke dokter, karena obat yang diberikan sinshe sedikit mengandung formula kimia.
Umumnya obat-obatan yang diberikan sinshe berupa ramuan yang berasal dari tumbuhan dan hewan. Sebagian besar ramuan malah khusus didatangkan dari Cina oleh importir atau pengusaha obat-obat tradisional Cina.
Alasan lain orang lebih senang ke sinshe daripada ke dokter adalah karena "dokter otaknya berbentuk kotak." Artinya, kalau sakit di pinggang, di tempat itulah dokter memberi pengobatan. Sebaliknya "otak sinshe berbentuk bundar". Kalau sakitnya di pinggang, ditelusuri urat-uratnya, baru dia memberi pengobatan.
Dulu sinshe adalah alternatif kedua setelah dokter. Namun kini, apalagi pada era krismon, banyak orang merasa sinshe adalah pilihan yang paling tepat, terlebih untuk penyakit luar. Banyak contoh kasus penyakit yang sulit disem- buhkan dokter, bisa ditangani oleh sinshe.
Sayangnya, di tengah harkat sinshe semakin terangkat, terlebih setelah dibentuknya Ikatan Naturopatis Indonesia (INI), tak banyak generasi muda mau menekuni dunia pengobatan tradisional. Jadinya, kini profesi sinshe semakin langka.
Barangkali dulu karena belajar bahasa Mandarin sangat dibatasi. Sekarang di zaman reformasi, manakala dibuka kebebasan untuk mempelajari bahasa Mandarin, peluang untuk menggali rahasia pengobatan tradisonal cina terbuka luas. Berminat jadi sinshe? (sinar harapan.red)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

AKUPUNKTUR KESEHATAN DAN KECANTIKAN